Oleh: Bakruddin, ST., M.T*

Bakruddin, S.T., MT, Dosen STIK Pante Kulu, Banda Aceh
Antara tahun 2015 dan 2016, saat kuliah di Institut Teknologi Surabaya (ITS) salah satu Perguruan Tinggi paling di buru di nusantara. Genap 10 tahun yang lalu, kenangan masa itu tidak mudah dilupakan, salah satunya adalah kala kami menjelajah Gunung Ranu Kumbolo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Pada akhir tahun 2015 kegiatan perkuliahan semester pun selesai, dan memasuki masa libur pada awal tahun 2016, saya dan teman-teman memutuskan untuk melakukan hiking ke Gunung Ranu Kumbolo. Aktivitas pendaki atau hiking sedang banyak diminati oleh wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara. Tidak dipungkiri lagi hal ini dikarenakan dampak dari sebuah film layar lebar yang diangkat dari novel Best seller yang berjudul “5cm”. Gunung Ranu Kumbolo ini berlokasi di kawasan taman nasional Bromo Tenger Semeru, tepatnya di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Satu hari sebelum berangkat kami mempersiapkan berbagai perlengkapan seperti Seeliping bag, sepatu, jaket hangat, ransel, jas hujan, senter, tenda, peralatan memasak, logistik secukupnya, dan obat-obatan. Selain mempersiapkan barang-barang tersebut, kami terlebih dahulu mempersiapkan persyaratan untuk mendaki yaitu Foto kopi KTP/KTM atau Paspor, Surat Kesehatan dari dokter, materi 6000 karena persyaratan ini tidak boleh tidak ada, jika salah satu syarat pendaki ini tidak terpenuhi maka petugas tidak mengizinkan kita untuk mendaki.
Bermodalkan aplikasi Google Maps sebagai petunjuk jalan, kami mulai melakukan pejalanan dari surabaya menuju Desa Ranu Pani dengan menggunakan sepeda motor, setelah menumpuh perjalanan dengan waktu lebih kurang 2,5 jam, kami sampai pada suatu desa yang bernama Desa Ngadas di sini kami sudah mulai disuguhkan keindahan pemandangan yang luar biasa dan kamipun memutuskan berhenti sejenak untuk berfoto Selfie. Kemudian kami melanjutkan perjalanan dan berhenti lagi disalah satu pos yang bertuliskan “pos pengamanan erupsi gunung Bromo”, di sini kami mengabadikan moment indah yang berlatarkan erupsi dari gunung Bromo, setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi dan pada akhirnya kami tiba di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
Tanpa membuang waktu kami langsung menuju pos pendaftaran dan membeli tiket masuk dengan harga Rp. 17.500,-/ orang/perhari, dikarenakan kami nginap menjadi totalnya 2 hari, kebetulan hari kedua adalah hari Minggu masuk kategori hari libur, maka untuk hari ke 2 harga tiket Rp. 22.500,- orang/perhari. Disini juga disediakan untuk penitipan sepeda motor dengan tarif Rp. 5000,-/hari. Setelah administrasi selesai kami di briefing oleh petugas lebih kurang 15 menit untuk memberitahukan tentang tatatertib pendakian, petugas menjelaskan saat mendaki ikuti jalur yang sudah ditentukan agar jangan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, jangan membuang sampah sembarangan, menjaga kelestarian hutan dan saat pulang dari mendaki, sampah dari logistik kita wajib dibawa pulang, jika tidak konsekwensinya kita disuruh kembali untuk mengambil sampah tersebut, dan petugas memesan kepada pendaki agar menjadi pendaki yang “cerdas”, di sini kita dapat menilai peraturan yang diterapkan mempunyai nilai edukasi yang tinggi.
Setelah semua persiapan selesai, kami mulai melakukan pejalanan dengan jalan kaki dari pos pendaftaran menuju kaki bukit, pejalanan akan melewati 4 pos peristirahatan dengan waktu yang dibutuhkan untuk sampai di Danau Ranu Kumbolo sekitar 4 atau 5 jam, ini tergantung dari fisik pendaki. Di perjalanan sekitar 8 Km menyusuri lereng bukit kami melihat bunga yang sangat indah, ternyata itu adalah bunga Edelweiss, meskipun bunga ini tumbuh liar, namun bunga ini tidak boleh dipetik sembarangan dikarenakan bunga ini termasuk bunga langka dan harus kita dilestarikan.
Setelah menempuh perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan, Alhamdulillah, akhirnya kami sampai ke tempat tujuan Danau Ranu Kumbolo. Lelah dan rasa capek yang saya rasakan langsung hilang terbayar dengan keindahan Ranu Kumbolo. Semoga perjalanan selanjutnya Allah memberikan kesempatan untuk saya sampai kepuncak Gunung Semeru, Gunung tertinggi di Pulau Jawa. Aamiin.
*Bakruddin saat ini Dosen STIK Pante Kulu, Banda Aceh
Tags: Bakruddin, Gunung Ranu Kumbolo, ITS