Di atas sepetak tanah seluas 1500 meter, dayah itu masih berdiri kukuh. Setiap malam, ratusan santri dari berbagai kampung berkumpul di dalamnya. “Santri yang mengaji disini dari berbagai tempat, ada dari Kampung Pelanggahan, Kampung Jawa, Kampung Pande, Peunayong, Keudah, dan Kampung Mulia,” kata Tgk Januar Hasan, Pimpinan Dayah Raudhatul Muttaqin, kepada saya beberapa waktu lalu.
Dayah yang terletak di Kampung Pelanggahan ini didirikan pada 2001. Keinginan mendirikan dayah tersebut berawal ketika Tgk Januar Hasan pulang menutut ilmu pada Dayah Ruhul Fata, Seulimum Aceh Besar. Dengan bekal ilmu yang sedikit itu yang dimilikinya, ia kemudian mencoba memberikan pengetahuannya itu untuk para warga di Kampung Pelanggaha dengan mendirikan dayah. “Pertama sekali, balai dayah yang dibangun disini berukuran sekira 3 x 3 meter,”kata Tgk Januar.
Karena para santrinya semakin banyak dan sudah penuh, kata dia, perlahan mulai dibangun beberapa balai lagi. Balai-balai itu merupakan sumbangan dari masyarakat. “Alhamdulillah kepedulian masyarakat sangat antusias terhadap dayah ini. Bantuan itu, ada yang berbentuk tanah wakaf maupun barang lainnya, ” lanjut dia.
Berangkat dari itu, semangat Tgk Januar untuk memberikan pengetahuan agama untuk para santri semakin meninggi.
Beberapa tahun setelah itu, akhir tahun 2004, tsunami yang melanda Aceh telah berdampak pada rusaknya balai pengajian. Saat itu, yang tersisa di sini adalah bak untuk tempat berwudhu’.
Meski telah luluh lantak, semangat mentransformasi ilmu agama yang dimilik Tgk Januar tidak pernah pudar, ia mulai kembali mendirikan setelah itu, dari satu balai dimulai kemudian bertambah lagi menjadi lima bangunan. “Balai-balai ini, sebagian sudah permanen,” sebut Tgk Januar.
Jadwal Pengajian
Dayah yang terletak di Kampung Pelanggahan ini setiap malam selalu dipenuhi oleh 145 santri dari berbagai kampung. Mereka ada yang berasal dari Kampung Jawa, Kampung Pande, Peulanggahan, Merduati, Keudah, Kampung Mulia dan Peunayong.“Para santri disini mulai dari tingkatan Sekolah Dasar hingga Mahasiswa,” ujar dia.
Dia menambahkan, untuk jadwal pengajian itu dimulai setelah magrib hingga jam Sembilan malam. Para santri ini, kata dia, pelajaran yang dipelajari adalah membaca al quran, kitab fardhu ain, tauhid, kitab lapan, bidayah, matan takrib, awamil, dhammon dan khulasah nurul yakin. “Untuk malam Jumat, para santri membaca dalail khairat. Sedangkan untuk siang Sabtu, di dayah ini diadakan pengajian khusus untuk kaum ibu-ibu, ” kata dia.
Selain itu, kata Tgl Januar, dayah Raudhatul Muttaqin menggelar pengajian ilmu agama untuk kalangan umum pada Malam Senin. Untuk malam itu, guru yang mengajarkannya adalah oleh Abon Seulimum, pimpinan Ruhul Fata, Seulimum dengan jumlah santrinya berkisar antara antara 400 hingga 500 orang. “Untuk itu, para jamaah datang dari berbagai tempat,” demikian Tgk Januar.
Tags: Adat, Agama, Berita, Opini, Sosialisasi Humaniora