Malek Azis

Oleh: Malek Azis (Mahasiswa KKN Unsyiah Angkatan 14 2018 di Reubee Kecamatan Delima Kabupaten Pidie dan mahasiswa Jurusan Biologi MIPA Unsyiah).

Salah satu adat yang masih dipertahankan dalam masyarakat Kabupaten Pidie, Aceh adalah Adat Kenduri Blang.  Adat Kenduri Blang biasanya dilakukan menjelang turun ke sawah atau pada waktu padi sedang dara (saat-saat awal keluar biji padi, padi muda).

Masyarakat Sedang Mempersiapkan Menu untuk Kenduri Blang di Babah Lueng, Gampong U Gadeng, Keumala, Pidie. (Foto: Malek, 25/1/2018)

Saya berkesempatan mengikut ritual Kenduri Blang kali ini ketika padi sedang dara yang dilaksanakan di Babah Lueng (hulu sungai) Gampong U Gadeng, Keumala, Pidie 25 Januari 2018 lalu. Masyarakat yang memiliki sawah dan dialiri air dari Babah Lueng Keumala tersebut seluruhnya berpartisipasi untuk mengadakan acara Kenduri.
Keikutsertaan masyarakat ini didasarkan atas perintah dari Keujruen Blang (salah satu lembaga adat Aceh yang khusus mengurusi di bidang persawahan). Keujruen blang adalah ketua adat di bidang persawahan biasanya akan memberikan aba-aba dua minggu menjelang para petani turun ke sawah. Perintah keujruen blang sangat disegani dan dipatuhi oleh petani setempat.
Pagi itu saya dan beberapa teman yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Syiah Kuala ke 14 di Kemukiman Reubee, Kecamatan Delima  diajak oleh Keuchik untuk mengikuti kegiatan Kenduri Adat Blang tersebut. Kebetulan wilayah disekitaran tempat kami tinggal sawahnya dialiri oleh air dari Babah Leung Keumala.
Di lokasi kenduri di Babah Lueng Keumala, saya dan masyarakat Gampong berbaur dengan masyarakat Gampong lainnya ikut memasak daging lembu yang memang sudah sengaja di potong di lokasi tersebut.  Daging lembu dibagikan untuk setiap Gampong untuk dimasak per Gampong.
Setelah masak, selanjutnya kuah beulangong (masakan khas Aceh) di bagikan kepada masyakat yang hadir, termasuk saya dan teman-teman. Sementara untuk nasi masyarakat wajib membawakan  sendiri 2 bungkus nasi putih kosong perorang. Satu (1) untuk dirinya dan 1 lagi diberikan kepada Keujruen yang nantinya akan dibagikan kepada para undangan yang hadir.
Selain acara makan-makan, Adat Kenduri Blang juga dibarengi dengan membaca samadiah  dan doa-doa, dengan harapan padi yang sudah ditanam dapat selamat dari segala penyakit dan menghasilkan panen yang melimpah. Adat Kenduri Blang ini terus dipelihara dan dijaga serta diteruskan kepada generasi selanjutnya.
Semoga bermanfaat.
Wallahua’lam.
 

Tags: , , ,