Oleh: Auliana Rizky
(Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Angkatan 2017)
Bahasa Ibu (bahasa Aceh) yang telah dituturkan secara turun temurun kelihatannya kian memudar dikalangan pemuda-pemudi Aceh. Pemuda-pemudi terutama yang hidup diperkotaan ada yang mengganggap bahwa bahasa Aceh itu adalah bahasa kuno dan kampungan. Mereka merasa malu menggunakan bahasa ibunya sendiri, dianggap tidak keren.
Pemuda-pemudi yang datang dari kampung ke kota juga demikian, ketika mereka berkomunikasi dengan orang kota, sesama teman mereka di kota, atau ketika pulang kembali dari rantau kecenderungan mereka tidak lagi bisa berbahasa Aceh.
Bahasa yang jarang dipakai oleh masyarakat itu sendiri seperti bahasa Aceh pada suatu saat akan semakin pudar, bahkan Bahasa itu bisa punah jika tidak terus menerus dituturkan. Saya menduga selain bahasa Aceh akan ada beberapa bahasa Ibu di Indonesia yang akan punah.
Oleh karena itu menurut saya, pemuda-pemudi zaman now supaya tidak malu berkomunikasi kembali dengan bahasa Ibu dalam konteks ini bahasa Aceh. Teman-teman justru akan bertambah keren karena disamping mampu berbahasa Indonesia dan bisa berbahasa Asing lainnya juga tetap bertutur dengan bahasa Ibunya, bahasa Aceh. Pemuda-pemudi zaman now, yok kita pertahankan bahasa Ibu. Wallahu’alam.
Tags: Auliana Rizky Mahasiswi Unsyiah, bahasa Ibu bahasa Aceh